- Back to Home »
- Cinta »
- Cinta Yang Dipaksakan
Posted by : Story Of Life
Saturday, April 4, 2015
“Apakah
sayang kepada seseorang yang dilakukan karena terpaksa dapat berakhir bahagia?”
“Apakah
sayang kepada seseorang yang dilakukan hanya karena agar perasaan orang lain
tidak terluka dapat berakhir bahagia?”
Waktu SMP
gue punya temen yang cupu banget kalo soal cinta. Disebut cupu karena dia
sering ditolak ketika nembak cewek. Sungguh malang nasib temen gue ini. Gue
pikir dia tak akan mendapat pacar sampe kapan pun. Tapi semua berubah ketika
dia masuk SMA. Dia Aldo, Aldo berkulit hitam, bertumbuh pendek, tidak pandai
bergaul, bukan anak populer di sekolah dan tidak menonjol di bidang akademis
maupun non akademis. Jelas saja dia jomblo sejak SMP, wanita mana coba yang
suka dengan pria yang hamper tak memiliki kelebihan. Tapi di balik segala
kekurangan itu Aldo memiliki hati yang sangat baik, dia suka membantu teman
serta ramah kepada setiap orang. Mungkinkah ada wanita yang mencintai Aldo
secara tulus dan mau menerima segala kekuranganya seperti cerita di film atau
novel romantis?
Wajar saja
jika cinta merupakan salah satu hal terabstrak di dunia ini, hamper tak ada
manusia yang bisa menjelaskan mengapa dua insan manusia bisa saling menncintai,
dari mana perasaan cinta itu dapat terjalin dari kedua orang yang sebelumnya
tak saling mengenal, bagaimana cinta bisa mempersatukan dua karakter yang
sangat jauh berbeda. Percayalah kawan, cinta yang datang begitu saja tanpa kita
tahu sebabnya, itu merupakan cinta yang tulus.
Hal ini yang
terjadi kepada Aldo ketika SMA. Dia Rani, dia merupakan wanita tersempurna di
sekolah. Dia cantik, tinggi, putih, ramah dan pandai. Karakter yang sangat jauh
berbeda dari Aldo. Namun cinta selalu aneh, selalu tak bisa dipikirkan
menggunakan logika. Melalui sebuah
keajaiban cinta, Rani akhirnya menaruh hati ke Aldo. Tentu hal ini sangat
mengejutkan bukan? Awal hal ini terjadi pun bisa dibilang prosesnya cukup
sederhana. Bu Wahyu, guru kimia di kelas memerintahkan muridnya belajar berkelompok di kelas untuk
mempersiapkan ujian sekolah di esok harinya.
Dan seperti
biasa, Aldo selalu kebingungan jika disuruh belajar berkelompok.
Hal ini dikarenakan Aldo bersifat pemalu
dan tidak pandai dalam pelajaran, maka dari itu siswa lain enggan belajar
berkelompok denganya, terdengar jahat bukan? Namun ketika hal jahat terus
terjadi, percayalah hal baik juga turut akan menyertainya. Rani, yang saat itu
kebetulan enggan bergabung dengan temanya untuk berkelompok, hal ini
dikarenakan dia selalu bahan modus bagi para cowok dan selalu dimanfaatin para
cewek dengan cara disuruh mengerjakan tugas sendirian ketika berkelompok.
Rani melihat
Aldo juga belum mendapat kelompok dan terlihat kesusahan. Lalu Rani mengajak
Aldo belajar bersama. Dan dengan hal sesederhana ini, rasa cinta pun bisa
muncul. Setelah kejadian ini mereka berdua menjadi sering belajar bersama,
mereka saling melengkapi, menyatukan berbagai kekurangan maupun kelebihan yang
dimilik mereka. Itulah keajaiban cinta kawan, kita sebagai manusia tak bisa
memilih dengan siapa kita jatuh cinta. Inilah hal yang terjadi antara Aldo dan
Rani. Semenjak Aldo dekat dengan Rani,
sekarang dia berubah menjadi cowok kece, pintar, putih, supel dan suka bergaul
serta mempunyai banyak teman. Rani telah merubah Aldo menjadi cowok populer.
Ah namun seperti kata pepatah. Jika selalu beruntung
di setiap hal, kesialan cepat atau lambat akan menghampiri. Perubahan yang dialami Aldo ini ternyata
membawa petaka. Dia bernama Tutik, sahabat dari Rani. Semenjak Aldo berubah
menjadi pria yang hamper sempurna, Tutik tanpa diduga juga menaruh hati ke
Aldo, sementara Aldo biasa saja perasaanya ke Tutik, begitu mengetahui hal ini,
Rani bingung, dia serba salah, jika memilih terus sayang ke Aldo, Rani akan
melukai perasaan sahabatnya, namun jika memilih merelakan Aldo bersama Tutik,
justru perasaanya yang akan terluka.
Beginilah
cinta, selalu membingungkan. Akhirnya Rani dengan terpaksa merelakan Aldo
bersama Tutik, dia memaksa Aldo untuk sayang ke Tutik agar perasaan sahabat
tercintanya itu tidak terluka. Sungguh mulia bukan tindakan Rani? Ah namun sesuatu yang dilakukan
secara terpaksa bakal berakhir tidak bahagia.
“Seperti
memaksakan menciptakan pelangi ketika hujan”,
“seperti
memaksakan menciptakan matahari ketika malam”,
Sungguh
tidak indah untuk dipandang. Singkat cerita Aldo sama sekali tak bahagia
memaksakan perasaan sayang ke Tutik. Dia masih suka teringat akan Rani, wanita
yang menyanyanginya secara tulus bahkan ketika dia masih pria yang tidak
memiliki kelebihan. Begitu pula dengan Rani, selalu sok tegar, sok tak
menyayangi, sok merelakan, demi perasaan sahabatnya itu. Ditemani cahaya indah
kunang kunang pada malam ini, gue berpikir lucu juga ya bagaimana melihat dua
manusia yang saling menyembunyikan perasaan sayangnya. Yang menggagap semuanya
baik baik saja dengan semua kerinduan dan kesedihan ini. Hanya demi perasaan
seorang sahabat, mereka rela merusak arti cinta yang sesungguhnya.
Ah tapi
cinta memang seperti sebuah pisau, selalu memiliki dua ujung yang berbeda,
berujung pemahan yang baik, maupun pemahaman yang buruk, terserah kita mau
memilih pemahaman yang bagaimana