- Back to Home »
- Liburan »
- Penanggungan, Pendakian Tak Terlupakan
Posted by : Story Of Life
Tuesday, December 29, 2015
Hi, jumpa lagi dengan penulis paling kece dan
ditunggu abad ini (pengandaian). Mumpung sekarang lagi musim liburan, kali ini
gue akan bahas pengalaman liburan konyol dan memalukan yang gue alami
belakangan ini. Lusa kemarin gue baru saja mendaki gunung yang kata orang
jalanya sangat terjal, yak benar sekali. Gunung itu sering dinamakan gunung
kembar (eh, salah fokus) masutnya gunung penanggungan.
Dalam keberangkatan ini, gue ditemani dua
teman cupu yang entah berasal dari planet mana yang bernama dio dan elga. Temen
geblek 2 orang ini akan menjawab pertanyaan kalian mengapa gue di awal bilang
perjalanan mendaki ini bakalan sangat konyol. Mari kita flasback h-1 sebelum
pendakian hina ini terjadi
Hari itu masih bisa dibilang siang, ketika
matahari sangat bersemangat menyinari bumi yang bundar ini. Hp ku tiba tiba
berbunyi agak nyaring, setelah kucek dan mengira itu hanyalah sms dari operator
ternyata salah, sepucuk pesan line sudah terpampang jelas di dasbord hp butut
ini, yang berisi:
Dio: Woy, Tenda wes siap
engkok jemputen jam 1 yo?
Me: Ok bro
Fix, masalah tenda sudah selesai. (pikir gue
sesaat). Begitu malam harinya, Dio dan Elga memutuskan untuk menginap di rumah
gue. Tanpa disangka dan diduga, dua temen gue yang super aneh ini baru belajar
memasang tenda di malam hari h-1 sebelum keberangkatan, perasaan gue semakin
tidak menentu. Sempat berfikir membatalkan niat pendakian nista ini, tapi semua
barang sudah dipesan, jadi apa boleh buat lah -_- .
Dengan keterpaksaan yg
amat sangat, akhirnya gue putuskan untuk berangkat pagi itu (mungkin ini adalah
keputusan ternekat di hidup gue). Saat sampai di tol malang sekilas semuanya
tampak lancar dan aman, jalanan lumayan sepi saat itu. Sampai sebuah percakapan
bodoh terjadi
Me: yo, kmu tau arah jalan penanggungan?
Dio: lo gak sur, tak kira kmu yang tau. Ga kmu tau gak?
Me: yo, kmu tau arah jalan penanggungan?
Dio: lo gak sur, tak kira kmu yang tau. Ga kmu tau gak?
Elga: leh, gatau juga
aku -_-
Me: lah, trus ya opo
iki (suasana mulai menegang)
Dio: wes pake google map aja.
Ah ide bagus, tumben anak ini punya ide brilian, pikir gue.
Harapan kita pun ditumpahkan kepada mesin yg katanya canggih bernama google map. Hmm, awal perjalanan tampaknya bakal lancar tanpa hambatan. Namun di tengah perjalanan tiba tiba google map nya mulai labil seperti cewek pms. Dia mulai menunjukan arah yg ngawur serta error di tengah perjalanan. Shit, seketika gue panik. Gue coba noleh ke belakang untuk bertanya kepada dua teman terpercaya ini,
"yo, ya apa ini. Lewat mana kita" tanyaku dengan penuh harap.
Gue heran, kok gak ada jawaban. Begitu gue toleh, tanpa disangka dua temen kampret ini malah tidur pulas seperti bayi baru lahir yg tak berdosa. Saat itu, terus terang gue nyesel, mungkin ini adalah keputusan terburuk yg gue ambil dalam hidup. Dengan sangat terpaksa, gue lanjutkan perjalanan ini sendirian. Mana macet lagi saat itu, jalanan nanjak juga. Sempurna penderitaan ini. Saat pertengahan jalan dan sudah mau sampe taman ndayu malang, dua temen kampret ini mendadak bangun dan bertanya "wes nyampe ta sur". (Sabarkanlah hati ini tuhan)
Guna memperpendek durasi dan menghindari kebosanan akut, langsung saja kita mempersingkat cerita, ketika hampir sampai ke penanggungan, para temen ajaib ini bilang
"Sur, ya opo kalo kita parkiran di ubaya aja?
"Lah, emang boleh?
"Boleh lah, pakai ktm ubayamu aja lo"
Gue sih percaya percaya aja, begitu sampai UTC gue dengan pd menyerahkan ktm ubaya tercinta. Satpam yg berjaga pun berkata
"Ada keperluan apa ya mas" tanyanya
"Emm, kita mau titip parkir di sini buat ndaki penanggungan"
"Maaf mas, dalam rangka apa ya ini?
Dengan bodohnya gue jawab "gak ada apa apa sih pak, pingin nitip mobil aja.
Dan sang satpam pun menjawab dengan penuh kesabaran "maaf mas, jika tak ada keperluan gak bole parkir di sini, terus aja nanti ada parkiran mobil kok"
Sumpah malu abis gue, dio dan elga cuma bisa nyengir kuda saat itu. Hmm, pendakian di penanggungan memakan waktu sekitar 5 jam an total semuanya. Pos ke satu sampai empat berhasil kita tempuh tanpa halangan berarti. "Gila, cemen banget nih gunung" pikir gue.
Di pos 4 terlihat begitu banyak orang yg berkumpul ketika kita beristirahat, gue spontan aja tanya
"Setelah pos ini susah ta bang medanya" tanya gue dengan percaya diri
"Wah susah dek, harus merangkak gitu naiknya.
Sepintas gue pikir cupu banget si abang, gak mungkin lah sampe merangkak, ngibul nih pasti.
Saat itu sekitar pukul lima sore saat pendakian ke pos bayangan dimulai. Gue yg awal yakin pendakian bakal berakhir mudah seperti pos sebelumnya dikejutkan dengan kebenaran omongan sang abang. Merangkakkk ndakinya . Jalan berbatu, gelap, kanan kiri jurang sontak membuat pendakian samgatlah sulit. Namun efek positifnya semua orang yg mendaki kala itu saling bekerja sama dan membantu satu sama lain. "Sumpah, rasa capek tidak kerasa jika suatu kesulitan dilakukan secara bersama"
Ketika hendak mencapai puncak bayangan kaki gue sempet kram, Sakit banget. Beruntunglah ada mas mas yang gue gak tau namanya dengan baik hati nolongin gue yg merana ini. Gila, gue kagum banget dengan kekompakan para pendaki ini, salut deh pokoknya. Singkat cerita, begitu sampai di puncak bayangan udara di sana sangatlah dingin dan kita pun memutuskan untuk segera membangun tenda. Nah, di sini kegoblokan dua temen super ini terjadi. adegan memasang tenda yang harusnya memakan waktu yg sangat singkat dan simpel menjadi sangat lama, hampir 2 jam adegan pasang tenda ini terjadi. Kualitas tenda pun sangatlah buruk, berkali kali angin kencang hendak merobohkan tenda bobrok di malam itu.
Hmm, di pagi harinya gue dan dio memutuskan mendaki Puncak asli (minus elga karena dia mengeluh kakinya terkilir) Puncak yg terlihat oleh mata sangat dekat begitu didaki sangat terjal (persis seperti perasaan cewek, kadang tak sesuai dengan yg terlihat). Gila susah banget ndaki puncak asli, udara yg sangat tipis serta jalan yg lebih berbatu dan terjal daripada puncak bayangan, membuat gue sempat hendak menyerah. Namun Dio dengan baik hati mengingatkan gue sangatlah eman sekali jika menyerah di tengah jalan seperti ini. Akhirnya dengan kemauan keras serta dukungan dio alhamdulilah dgn tenaga yg tersisa serta wajah yg lusuh semua gue berhasil mendaki puncak gunung untuk pertama kalinya,yeyyy☺
Dio: wes pake google map aja.
Ah ide bagus, tumben anak ini punya ide brilian, pikir gue.
Harapan kita pun ditumpahkan kepada mesin yg katanya canggih bernama google map. Hmm, awal perjalanan tampaknya bakal lancar tanpa hambatan. Namun di tengah perjalanan tiba tiba google map nya mulai labil seperti cewek pms. Dia mulai menunjukan arah yg ngawur serta error di tengah perjalanan. Shit, seketika gue panik. Gue coba noleh ke belakang untuk bertanya kepada dua teman terpercaya ini,
"yo, ya apa ini. Lewat mana kita" tanyaku dengan penuh harap.
Gue heran, kok gak ada jawaban. Begitu gue toleh, tanpa disangka dua temen kampret ini malah tidur pulas seperti bayi baru lahir yg tak berdosa. Saat itu, terus terang gue nyesel, mungkin ini adalah keputusan terburuk yg gue ambil dalam hidup. Dengan sangat terpaksa, gue lanjutkan perjalanan ini sendirian. Mana macet lagi saat itu, jalanan nanjak juga. Sempurna penderitaan ini. Saat pertengahan jalan dan sudah mau sampe taman ndayu malang, dua temen kampret ini mendadak bangun dan bertanya "wes nyampe ta sur". (Sabarkanlah hati ini tuhan)
Guna memperpendek durasi dan menghindari kebosanan akut, langsung saja kita mempersingkat cerita, ketika hampir sampai ke penanggungan, para temen ajaib ini bilang
"Sur, ya opo kalo kita parkiran di ubaya aja?
"Lah, emang boleh?
"Boleh lah, pakai ktm ubayamu aja lo"
Gue sih percaya percaya aja, begitu sampai UTC gue dengan pd menyerahkan ktm ubaya tercinta. Satpam yg berjaga pun berkata
"Ada keperluan apa ya mas" tanyanya
"Emm, kita mau titip parkir di sini buat ndaki penanggungan"
"Maaf mas, dalam rangka apa ya ini?
Dengan bodohnya gue jawab "gak ada apa apa sih pak, pingin nitip mobil aja.
Dan sang satpam pun menjawab dengan penuh kesabaran "maaf mas, jika tak ada keperluan gak bole parkir di sini, terus aja nanti ada parkiran mobil kok"
Sumpah malu abis gue, dio dan elga cuma bisa nyengir kuda saat itu. Hmm, pendakian di penanggungan memakan waktu sekitar 5 jam an total semuanya. Pos ke satu sampai empat berhasil kita tempuh tanpa halangan berarti. "Gila, cemen banget nih gunung" pikir gue.
Di pos 4 terlihat begitu banyak orang yg berkumpul ketika kita beristirahat, gue spontan aja tanya
"Setelah pos ini susah ta bang medanya" tanya gue dengan percaya diri
"Wah susah dek, harus merangkak gitu naiknya.
Sepintas gue pikir cupu banget si abang, gak mungkin lah sampe merangkak, ngibul nih pasti.
Saat itu sekitar pukul lima sore saat pendakian ke pos bayangan dimulai. Gue yg awal yakin pendakian bakal berakhir mudah seperti pos sebelumnya dikejutkan dengan kebenaran omongan sang abang. Merangkakkk ndakinya . Jalan berbatu, gelap, kanan kiri jurang sontak membuat pendakian samgatlah sulit. Namun efek positifnya semua orang yg mendaki kala itu saling bekerja sama dan membantu satu sama lain. "Sumpah, rasa capek tidak kerasa jika suatu kesulitan dilakukan secara bersama"
Ketika hendak mencapai puncak bayangan kaki gue sempet kram, Sakit banget. Beruntunglah ada mas mas yang gue gak tau namanya dengan baik hati nolongin gue yg merana ini. Gila, gue kagum banget dengan kekompakan para pendaki ini, salut deh pokoknya. Singkat cerita, begitu sampai di puncak bayangan udara di sana sangatlah dingin dan kita pun memutuskan untuk segera membangun tenda. Nah, di sini kegoblokan dua temen super ini terjadi. adegan memasang tenda yang harusnya memakan waktu yg sangat singkat dan simpel menjadi sangat lama, hampir 2 jam adegan pasang tenda ini terjadi. Kualitas tenda pun sangatlah buruk, berkali kali angin kencang hendak merobohkan tenda bobrok di malam itu.
Hmm, di pagi harinya gue dan dio memutuskan mendaki Puncak asli (minus elga karena dia mengeluh kakinya terkilir) Puncak yg terlihat oleh mata sangat dekat begitu didaki sangat terjal (persis seperti perasaan cewek, kadang tak sesuai dengan yg terlihat). Gila susah banget ndaki puncak asli, udara yg sangat tipis serta jalan yg lebih berbatu dan terjal daripada puncak bayangan, membuat gue sempat hendak menyerah. Namun Dio dengan baik hati mengingatkan gue sangatlah eman sekali jika menyerah di tengah jalan seperti ini. Akhirnya dengan kemauan keras serta dukungan dio alhamdulilah dgn tenaga yg tersisa serta wajah yg lusuh semua gue berhasil mendaki puncak gunung untuk pertama kalinya,yeyyy☺
Yah,
itulah sedikit (banyak sih sebenarnya) pengalaman gue mendaki gunung. Kalo lo
punya pengalaman menarik lainya jangan segan segan komendi kolom komentar ya
guys.☺
Oh iya bagi lo yg suka baca novel (kumpulan cerpen) bisa beli novel gue yg berjudul "derita cewek jelek" di togamas surabaya kebun binatang guys.
Oh iya bagi lo yg suka baca novel (kumpulan cerpen) bisa beli novel gue yg berjudul "derita cewek jelek" di togamas surabaya kebun binatang guys.
Tanya sur, kenapa dirimu mau nyetir sendirian di depan? wkwkwkw jadi supir lu
ReplyDeleteYg dua temenku blum bisa nyetir kak 😂
ReplyDeletehahaha asli ngakak sur bacanya :D . Tapi btw enak yaa pernah naik gunung aku aja belum pernah :(
ReplyDelete