Popular Post

Posted by : Story Of Life Sunday, December 14, 2014




 Mungkin kalimat ini terlihat simpel di mata lo semua, tapi pengalaman temen gue mungkin akan nyadarin lo semua kalo kalimat ini emg bener. Sebut aja dia si Anto. Di klas gue anak ini badung banget. Dia suka nyolong, kasar sama cewek, suka nyontek, hobi bertengkar, sok jagoan, mbolosan dan masih banyak lagi sikap jelek yang ada di dirinya. Banyak temen temen gue yang ga suka sama sikapnya dan lebih milih njauhin dia. Gue lebih milih berskikap netral ke dia, belakangan ini gue mulai tau alasan kenapa dia bersikap begitu.
   
 Anto dibesarkan dari kluarga broken home, waktu kecil dia sering melihat ortunya bertengkar, suara piring dan gelas pecah, teriakan teriakan kekesalan antar ke 2 ortunya, kata kata COK ASU TAEK sudah biasa dia dengar sejak kecil. Setiap peristiwa itu terjadi Anto slalu dikunci di kamar dan mendengar ayah n ibunya beradu agumen di luar sana. 1 hal yg bisa dia lakukan waktu itu, nangis sambil meluk bantal kesayangan dia. Rumah tangga penuh kekerasan itu pun hancur juga, ortu Anton resmi bercerai saat anton berusia 6 tahun. Dan  mulai saat itu Anto tidak bisa ngrasain lagi lezatnya masakan nyokap dan kasih sayang melindungi dari seorang bokap.

  Anto lebih memilih ikut ibunya setelah perceraian itu, jadi semua kebutuhan hidup Anto dipenuhi oleh ibunya. Karna tidak kuat memenuhi kebutuhan Anto nyokapmya terpaksa merantau ke Jakarta untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Di Surabaya Anto diasuh oleh Om dari Ibunya, dia bernama Toni. Sikap Toni ke Anto seperti ayahnya dahulu, sangat kasar. Kata kata kotor pun sering diucapkan Om Toni ke Anto, jadi mau tidak mau Anto slalu berbicara kotor ke teman Sd nya, cap sebagai anak nakal pun sudah melekat di diri Snto sejak Sd. Tetapi Anto termasuk anak pintar di SD, dia serng mendapat juara 1 pararel di sekolahnya, di saat pengambilan medali juara Anto selalu melihat teman skolahnya didampingin orang tua mereka, dianter sampe sekolah, dipeluk ketika menerima medali juara oleh orang tuanya, sementara Anto? Dia slalu mengambil sendiri medalinya, berangkat ke sekolah untuk mengambil medali itu sendirian dan merayakan keberhasilanya secara sendirian juga, ketika diberitau kabar itu HP ibunda Anto selalu mati dan dia baru mengetahui anaknya Juara jauh berhari hari lamanya. Anto merasa kesepian, dia selalu merasa untuk apa gue juara, utuk apa gue pandai? Jika gue tidak mendapat kasih sayang dari orang tua dan slalu diperlakukan kasar. Sampe ada 1 peristiwa yang ngebuat Anto benar benar down, Anto mempunyai teman bernama Budi,  sore itu Anto ingin mengajak Budi bermain layagan di kampungnya, ketika Budi hendak kluar rumah bermain dgn Anto, Ibu Budi yang bernama Sary kluar rumah dan berbincang dengan Budi

 Sary: Mau pada ke mana sih, Anto?
 Anto: Mau ngajakin Budi main layangan te J
 Sary: Oh... Bentar ya biar Ibu sisirin rambut Budi... biar jadi ganteng dia

   Saat melihat Budi disisirin oleh Ibunya, anto langsung pulang meninggalkan mereka ber 2. Dia sedih, hancur dan terluka hatinya. Dia berpikir kenapa Budi yg tdk seberapa pandaibisa mendapat kasih sayang dari Ibunya, sedangkan dia selalu merasakan kesepian dalam hidup. Anto lalu mulai menyalahkan tuhan atas jesalahan ini, dia tidak kuat menghadapi kesepian,  di mana kesepian merupakan hal yang paling tidak nyaman di hidup ini.

   Hari pun berlalu dengan cepat, ketika SMP kehidupan Anto sama seperti dulu, merasa kesepian dan diperlakukan kasar oleh Om Toni, dia semakin menyalahkan Tuhan dan selalu mempertanyakan sebenarnya gue hidup ini buat siapa?
  Baru setelah SMA Anto menjadi anak badung. Tawuran, minum munuman, ngambil uang SPP Ibu Anto, peringkat terakhir di kelasnyan dan sederet hal negatif sudah melekat di dirinya, dia juga menindik dan mentato tubuhnya. Hali ini juga dia lakuin di kelas gue, makanya dia jarang punya temen, gara gara sifat negatifnya itu. Dia juga suka ngebentak Ibunya sendiri. Pernah di suatu ketika Bunda Anto, Ibu Rini lagi di Rumah,
 Rini:“Mas Anto... ayo sholat dulu. Otak atik motornya ntar lagi aja
 Anto: Ogah!!!
Rini: Halah.. Wong sholat Cuma 10 menit aja kok...
 Anto: Kalok gue bilang ogah ya ogah!!!!
 Rini: Mas Anto kok susah disuruh sholat?
 Anto: Kok Mama sekarang nyuruh aku sholat? Memanggnya Mama dulu pernah ngajarin aku sholat? Kalau mama maksa aku sholat sekarang, setauku sholat Cuma nungging nungging tanpa tau apa yang harus dibaca! Itu hal terbodoh yang bakal aku lakuin!!

 Mendengar hal itu, Bunda Anto terdiam dan menangis. Anto? Seneng banget dia, dia ngrasa bisa ngebales dendam ke Ibunya karna dia tidak mendapat asupan kasih sayang yang cukup. Dia lalu mulai berpikir kalo “ gue ini tumbuh buat gue... bukan buat siapa siapa.. sehingga Anto menjadi pribadi yang egois, bahkan  ke Ibunya sendiri.

 Namun Tuhan Tidak pernah tidur, dia menghukum Anto dengan caranya sendiri. Peristiwa itu terjadi waktu bulan puasa, Ibu Anto tiba tiba mbangunin Anto tidur untuk sahur, Anto yang tidak terbiasa puasa dan sahur itu pun marah ketika dibangunin, dia lalu mengambil kunci motor dan keluar dari rumah. Dia pacu motornya sangat kencang, “ mantep nih kecepatan motor gue, udah tau gue gak pernah sahur masih aja dibangunin” Kata Anto dalam hati. Karna keadaan malam hari dia tidak melihat ada truk berkecepatan tinggi juga datang dengan arah yang berlawanan, tabraan pun terjadi, mata dan hidung Anto terluka parah karena dia tidak memakai helm.

  Begitu sadar anto sudah terbaring di ruang operasi, samar samar dia mendengar suara Bunda Rini dan pihak rumah sakit ribut, ternyata pihak rumah sakit tidak mau mengoperasi Anto karena belum dibayarnya DP 50 persen, akhirnya sang Ibu rela memberikan 1 1 nya kalung yang dia punya ke pihak rumah sakit sebagai uang tebusan.

 Dari situ Anto Sadar betapa sayangnya Bunda Anto ke dirinya, Anto juga mendapat perhatian ekstra dari Ibunya saat dia sakit, Bunda Rini rela ndulang Anto setiap hari, rela nemenin Anto setiap hari agar dia tidak kesepian lagi. Anto sadar ternyata Tuhan masih sayang dirinya, justru apa yg dia butuh dapat terkabul sekarang, ketika ia sakit. saat kondisi Anto membaik dia mulai menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orang tua.

  So, dari cerita pengalaman temen gue ini kita bisa nyimpulin jangan nilai orang dari luarnya, bisa jadi dia ngelakuin itu karna suatu hal, karna suatu akibat pasti ada sebabnya kan? Kita juga tidak boleh menyalahkan Tuhan dari masalah yang kita hadapi, mungkin Tuhan sengaja sedang menguji kita, karena Tuhan tau apa yg kita butuhin, bukan apa yang kita inginkan.
 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Cerita Remaja - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -